TUBAN - Kasus kekerasan di kalangan pelajar, seperti peristiwa tawuran, marak terjadi di Kabupaten Tuban.
Teranyar, tawuran terjadi antara SMK TJP dengan SMK Negeri 1 Tambakboyo di Kecamatan Jenu.
Kasus ini disinyalir akibat lemahnya kontrol dari dinas terkait lembaga sekolah dan orang tua murid.
Tawuran dua kelompok pelajar pada Sabtu (26/11/2022) lalu, itu disebabkan masalah sepele. Saling ejek kalah tanding sepakbola dalam Liga Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) yang merebutkan Piala Bupati Tuban menjadi pemicunya.
Upaya penyuluhan oleh pemerintah daerah setempat dan lembaga pendidikan terkait harus dilakukan secara berkelanjutan, agar peristiwa tawuran pelajar di Kabupaten Tuban tidak terulang kembali.
"Tanggungjawab masing-masing sekolah harus memiliki kesadaran, harus melakukan penyuluhan dengan berkoordinasi dengan penegak hukum antar pemerintah daerah dan antar dinas pengampu dalam prosesnya. Agar di lapangan tidak terjadi tawuran pelajar," kata Miyadi, Kamis (1/12/2022) kemarin.
Menanggapi peristiwa tawuran pelajar yang dipicu saling ejek kalah tanding sepakbola pada Liga Popda, Miyadi pun menyayangkan hal tersebut bisa terjadi.
Ia menyebut jika kegiatan semacam itu disiapkan secara matang, tidak akan terjadi tawuran pelajar.
Politisi senior dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai pemerintah daerah hingga dinas terkait ceroboh dan lepas kontrol.
"Jika dikontrol dengan baik tidak akan terjadi seperti itu. Ini hampir sama pemerintah daerah ceroboh termasuk dinas terkait," tegasnya.
Miyadi meminta setiap kegiatan apapun yang melibatkan pelajar harus direncanakan dan dikoordinasi dengan baik.
"Sehingga nanti tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tawuran pelajar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) Jawa Timur Wilayah Bojonegoro-Tuban Adi Prayitno menuturkan, pihaknya telah mendamaikan dua kelompok pelajar, yakni SMK TJP dan SMK Negeri 1 Tambakboyo yang terlibat tawuran.
Atas aksi tawuran pelajar itu, Cabdisdik Jawa Timur Wilayah Bojonegoro-Tuban akan mengevaluasi dalam kegiatan sekolah.
"Penguatan pendidikan karakter di sekolah ini perlu ditingkatkan. Serta menumbuhkan profil Pancasila perlu segera digelorakan," terang Adi sapaan akrabnya.
Adi menyebut, akan memberikan hukuman terhadap pihak sekolah masing-masing yang siswanya terlibat tawuran. Selain itu, untuk siswa yang terlibat tawuran juga akan diberikan sanksi.
"Untuk sekolah ada sanksi, yakni sanksi edukasi. Siswa yang terlibat pertengkaran, akan disanksi agar melaksanakan ibadah di sekolah sesuai dengan keyakinannya yang dibimbing oleh guru agama," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Moh.Husnul Yaqin |
Komentar & Reaksi