TUBAN - Pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban dinilai warga mengabaikan pekerja lokal.
Meminta diprioritaskan dalam rekrutmen pekerja, puluhan warga dari enam desa menggelar aksi unjuk rasa di depan gerbang GRR.
Puluhan warga tersebut meliputi dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu. Mereka melakukan long march dari Kantor Desa Wadung menuju depan gerbang kilang GRR.
Tampak massa aksi melakukan orasi dan membentangkan sejumlah spanduk tuntutan di depan gerbang GRR. Massa aksi sempat bersitegang dengan aparat kepolisian, karena meminta masuk ke area lokasi GRR.
Ketegangan mereda setelah enam perwakilan warga diizinkan masuk di dampingi kepala desa masing-masing. Namun, suasana kembali memanas ketika pihak GRR tidak mau menemui warga.
"Kita coba bantu jembatani komunikasi dengan warga, kenapa harus sembunyi. Kalau tidak bisa jawab kan ada pimpinannya, nanti bisa disampaikan," kata Kepala Desa Wadung Sasmito, Senin (24/1/2022).
Pantau di lokasi, beberapa kali Sasmito mencoba mendatangi pihak terkait GRR untuk bersedia berkomunikasi dengan warga. Tapi upaya itu cukup alot, hingga menyulut emosi Sasmito.
"Kalau cara komunikasi seperti ini, kita akan laporkan ke Pak Ahok. Karena para pimpinan GRR disini tidak becus berkomunikasi dengan warga sekitar," ujar Sasmito dengan nada emosi.
Selang satu jam, akhirnya pihak GRR bernama Solikin mau menemui massa aksi dari enam desa didampingi kepala desa masing-masing.
Solikin mengatakan, akan mencatat semua aspirasi yang dibawa oleh warga enam desa tersebut. Kemudian akan disampaikan ke pusat.
"Kita saat ini belum bisa memberikan keputusan apapun, tapi ini akan saya koordinasi dengan pimpinan," ungkapnya.
Adapun tuntutan warga dari enam desa di Kecamatan Jenu sebagai berikut:
1. Pertamina harus memprioritaskan warga terdampak terkait rekrutmen security.
2. Semua vendor yang ada di Pertamina di dalam rekrutmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.
3. Sesuai janji dan tujuan pembangunan Pertamina harus memberi kesempatan dan mengedukasi warga terdampak.
4. Jika Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
5. Keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project Pertamina yang tidak pro dengan warga terdampak.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi