TUBAN - Petani di Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.
Warsilan (51) petani asal Dusun Timang, Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan, Tuban mengaku, sudah dua bulan terakhir harus pontang-panting mencari pupuk subsidi jenis ZA. Padahal, petani sudah memasuki musim tanam cabai.
"Sudah dua bulan terakhir ini sulit cari pupuk ZA. Ini seharusnya tanaman cabai kita sudah waktunya pemupukan, agar menghasilkan kualitas panen yang bagus," kata Warsilan kepada suaraindonesia.co.id, Minggu (23/1/2022) kemarin.
Warsilan mengungkapkan, di kios resmi maupun kelompok tani (Poktan) di desa setempat tidak tersedia jenis pupuk jenis ZA yang biasa digunakan para petani cabai. Akibatnya tanaman cabai yang rata-rata berusia satu bulan itu tidak dapat berkembang dengan baik.
Kendati begitu, ia enggan merogoh kocek lebih untuk membeli pupuk non subsidi yang beredar di pasaran, sebab harganya terlampau mahal dibanding yang bersubsidi, hingga mencapai lebih dari 2 kali lipat.
"Mau bagaimana lagi, di kios maupun kelompok tani pupuk jenis ZA tidak ada, jadi terpaksa menggunakan pupuk urea dan pupuk kandang. Yang tentu pertumbuhannya juga beda," keluhnya.
Bukan kali pertama, lanjut Marsilan, petani di wilayahnya kesulitan mendapatkan pupuk subsidi terjadi hampir setiap tahun, baik saat masa tanam jagung maupun cabai.
"Tahun kemarin pupuk juga sulit didapat, saat kami membutuhkan, tapi disaat tidak dibutuhkan ketersediaan pupuk sangat melimpah," ungkap Warsilan.
Sebagai daerah kawasan pertanian, Warsilan berharap kelangkaan pupuk di daerahnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, agar tidak semakin merugikan para petani.
Sementara itu, Ketua Poktan Suka Makmur Desa Grabagan Sutomo membenarkan, petani cabai kesulitan mendapat pupuk subsidi. Pasalnya, pupuk jenis ZA terakhir kali disalurkan sekitar pertengahan tahun lalu.
"Warga disini secara umum menanam cabai. Bulan Januari hingga Februari tahun ini Poktan sudah ordernya mengakses ZA, tapi yang turun jenis Phonska dan Urea," jelas Sutomo.
Sutomo menyebut, penyebab kelangkaan pupuk, karena adanya pengurangan kuota yang diperuntukan bagi tanaman hortikultura, termasuk ZA dan SP 36.
"Info dari PPL kuota ZA dan SP36 memang dikurangi, cuma semestinya sekian persennya tetap ada," ujarnya.
Karena kebutuhan yang mendesak, Sutomo mendorong pupuk ZA dapat segera disalurkan berapapun jumlahnya, apalagi bagi Poktan di wilayahnya. Sebab, selama tahun 2022 belum menerima jatah pupuk subsidi jenis tersebut.
"Disaat seperti ini petani harus memupuk cabai rata-rata pakai ZA. Bukan Urea atau Phonska, waktu koordinasi dengan kios dan Gapoktan kita sudah minta untuk order ZA, harapan kami pada minggu ini bisa di dropping," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi