SUARA INDONESIA TUBAN

Menghidupkan Terminal Kambang Putih Tuban yang Sepi Penumpang?

Irqam - 06 November 2021 | 21:11 - Dibaca 1.78k kali
Peristiwa Daerah Menghidupkan Terminal Kambang Putih Tuban yang Sepi Penumpang?
Kondisi sepi ruang tunggu Terminal Kambang Putih Tuban, (Foto:Irqam/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Suasana berbeda terlihat di terminal Kambang Putih yang berlokasi di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Terminal Kambang Putih ini jauh dari hiruk-pikuk keramaian penumpang dan kendaraan.

Pantauan di lokasi Jumat (5/11/2021) siang, hampir tak ada bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Provinsi (AKAP) yang menunggu penumpang ataupun melintas di terminal.

Kepala Koordinator Terminal Kambang Putih, Koesdiono mengatakan, semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia mengubah segalanya. Ini membuat kondisi jumlah armada dan penumpang di terminal mengalami penurunan.

"Selain itu terminal Kambang Putih ini hanyalah terminal lintasan bukan terminal pemberangkatan. Meskipun ada armada masuk terminal, namun setelah itu keluar. Jadi tidak sampai menumpuk armadanya," jelas Koesdiono saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (5/11/2021).


Lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk, lanjut Koesdiono, menjadikan Terminal Kambang Putih pilihan kedua para calon penumpang.

"Terminal Kambang Putih ini diresmikan tahun 2006. Memang dulu sempat ramai terminal," ujarnya.

Koesdiono menyebut, armada bus yang masuk di Terminal Kambang Putih berkurang hingga 40 persen. 

"Saat ini setiap harinya hanya sekitar 100 armada bus yang masuk terminal, yang sebelumnya bisa mencapai 140," sebutnya.

Kios di sekitar terminal dibiarkan mangkrak

Letak geografis yang jauh dari pemukiman menjadi faktor Terminal Kambang Putih menjadi sepi. Koesdiono menjelaskan, para calon penumpang lebih naik dan turun bus di dalam kota.

"Misalnya bus AKDP ini mempunyai penumpang rata-rata ditinggal dalam kota. Sehingga bus juga hanya melintas terminal saja," ujarnya.


Sepinya aktivitas penumpang dan armada bus di terminal, membuat para pedagang lebih memilih meninggalkan kiosnya dan membiarkan mangkrak tak terawat.

"Saya mulai masuk ke terminal (Terminal Kambang Putih, Red) sudah banyak mangkrak. Kios sendiri masih milik orang ketiga," imbuhnya.

Pihak terminal telah berupaya untuk menghidupkan kembali Terminal Kambang Putih. Bahkan adanya wisata di area terminal tidak bisa menopang. 

"Dulu kita sering mencoba meramaikan dengan kegiatan tertentu seperti hari ulang tahun komunitas Honda Civic dan motor trail. Namun sejak pandemi sudah tidak ada. Untuk meramaikan terminal, terus terang saya pusing," ungkapnya.

Ajak investor berkolaborasi optimalkan terminal

Pihak Terminal Kambang Putih membuka peluang bagi investor untuk ikut berkolaborasi dalam mengoptimalkan terminal.

Masih kata Koesdiono, sementara baru ada satu investor yakni Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Jenu Raya yang akan mengelola lahan kosong di depan terminal untuk dijadikan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) dan rest area.


Proposal pengajuan penggunaan sewa lahan Terminal Kambang Putih dari BUMDesma Jenu Raya tersebut disampaikan langsung ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Sudah ditanggapi langsung pusat dan dipersilahkan untuk memanfaatkan lahan itu," katanya.

Namun Koesdiono belum bisa memastikan kapan pelaksanaannya. "Kita tinggal menunggu BUMDesma kapan merealisasikan," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya