TUBAN - Pengeroyokan anak dibawah umur yang terjadi pada hari yang lalu minggu (11/04), pelaku masih dalam pencarian. Diduga pengeroyokan dilakukan oleh segerombolan perguruan silat yang mengikuti konvoi dan kumpul di Pantai Semilir Jenu Tuban untuk mengadakan acara kopi darat (kopdar). Kamis, (15/04/2021).
Sempat diberitakan sebelumnya pada hari minggu tanggal 11 April 2021 perkelahian antara dua kubu perguruan silat yang merusak motor yang terjadi di jalan raya Jenu Tuban, hingga pada tanggal 12 April 2021 satu pemuda yaitu ketua kopdar sudah ditetapkan menjadi tersangka karena membawa senjata tajam.
Meski begitu kasus ini belum selesai dan kian memanas, sebab ada laporan telah terjadi pengeroyokan pada anak usia dini yang dilakukan oleh oknum perguruan silat yang belum diketahui identitasnya itu.
Ayah korban berinisial AS mengatakan anaknya yang berinisial A (14) telah dikeroyok oleh segerombolan berjumlah 40 orang yang menghadang di jalan Kerek arah ke Montong. Beliau juga menceritakan kronologis dari kejadian, pada hari minggu yang lalu anaknya beserta teman-temannya berjumlah 10 orang sedang main di Pantai Semilir, namun tidak disangka pada saat itu ada kopdar perguruan silat hingga terjadi bentrok.
"Jadi anak saya itu sama temen-temennya lagi main di Pantai Semilir pas ada bentrok itu terjadi gesekan, karena takut mereka juga masih kecil, akhirnya pulang. Tapi pas pulang itu justru dihadang dijalan 40 orang. Nah semuanya diberhentikan di jalan Watu Rumpit perbatasan Kerek-Montong. Dari 10 orang itu ada 2 perempuan yang disuruh lanjut, namun 8 orang lainnya ini dikeroyok," ungkap AS saat ditemui di halaman Mapolres Tuban, jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Lanjut dia, dari 8 anak saat dikeroyok satu berhasil kabur, sedangkan sisa 7 anak dihajar, digebukin, diinjak-injak hingga tidak sadarkan diri.
"saya ditelpon orang Puskesmas Montong pakai handphone anak saya, katanya anak saya kecelakaan luka ringan, jadi saya santai di rumah," imbuhnya.
Setelah AS tahu bahwa anak dan teman-temannya ini dikeroyok oleh orang tidak dikenal, pihak Puskesmas mengatakan jika yang mengantarkan tidak lain satu tim dengan orang yang menghadang sekawanan anak kecil itu. Karena takut jadi yang mengantarkan mengaku kalau terjadi kecelakaan.
"Mungkin mereka kasihan jadi mengantarkan ke Puskesmas, tapi mereka kan juga yang menghajar anak saya. Waktu itu saya tidak mikir apapun pokoknya saya fokus ke penyembuhan anak. Di Puskesmas tidak tanggung dilarikan ke Rumah Sakit (RSUD) Koesma Tuban karena muntah terus," tambahnya.
AS juga tidak mengira jika akibat aksi brandal oknum anggota pesilat ini mengakibatkan anak kesayangannya mengalami luka cukup parah, yakni dibagian kepala retak sampai lima bagian, telinganya luka, pinggang dan punggung serta pundak juga mengalami luka-luka, bahkan dia mengalami gagar otak dan harus dilakukan pertolongan cepat berupa operasi.
"Hari senin A (14) menjalani operasi dari pukul 07.00 - 14.00 WIB yang menelan biaya 41 juta rupiah. Karena tidak ada biaya, istri saya suruh mencari pinjaman dan hutang kemanapun yang penting dapat uang. Saya sudah! Tidak bisa mikir apapun, yang penting anak saya bisa terselamatkan. Anak saya juga diinjak-injak dia soal sampai mereka bertujuh ini tak sadarkan diri," kesal dia.
AS berharap kepada Polres Tuban yang selaku menangani masalah ini agar segera menangkap pelakunya dan menghukum seadil adilnya sesuai dengan Undang-Undang. Sedangkan untuk pelaku "misalkan ini terjadi sebaliknya sama dia bagaimana perasaan dia, saya sudah gak bisa berkata apa-apa lagi," ucapnya sambil menyeka keringat dikepalanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M. Adhi Makayasa, menjelaskan, kini laporan dari pihak yang bersangkutan sudah diterima dan sedang diselidiki oleh Polres Tuban.
"Laporannya baru kami terima dan ada 2 pelapor. Tentu dari kami Polres Tuban akan mengusut kasus tersebut, jadi masih proses penyelidikan serta mengumpulkan saksi-saksi yang ada," tutupnya. (Diah/Nang).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi