SUARA INDONESIA TUBAN

Kisah Mbah Srilah, Janda Miskin Yang Hanya Mendengar Kehebohan di Kampung Miliader

M. Efendi - 26 February 2021 | 13:02 - Dibaca 4.59k kali
Peristiwa Daerah Kisah Mbah Srilah, Janda Miskin Yang Hanya Mendengar Kehebohan di Kampung Miliader
Foto: Nampak Mbah Srilah yang hidup sebatang kara dirumah sederhananya (jun/suaraindonesia.co.id) Jumat, (26/02/2021)

TUBAN - Mendengar nama kampung miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, akan langsung terbesit kepada orang-orang yang bergelimang harta. Akan tetapi, dibalik glamornya orang kaya baru itu ternyata masih ada beberapa warga yang hidup miskin dan serba kekurangan. 

Sejak awal viral petani yang borong puluhan mobil pribadi secara serentak membuat Desa Sumurgeneng dan Desa Wadung, Kecamatan Jenu, menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini dikarenakan, warga mendapatkan ganti kerugian lahan dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) untuk kilang minyak.

Dibalik hidup mewah kampung miliarder, terdapat beberapa warga yang kehidupnnya masih menggantungkan ukuran tangan para tetangganya. 

Srilah (80), salah seorang warga Desa Sumurgeneng ini misalnya. Wanita lanjut usia yang hidup sebatang kara ini hanya bisa mendengar riuhnya uang miliaran dan melihat banyaknya lalu lalang kendaraan.

"Saya di rumah ya sendiri. Mau ditemani orang juga takut. Disini banyak tetangga yang mau ngajak saya, tapi saya tidak betah," terang mbah Srilah saat ditemui di rumahnya, Jumat, (25/02/2021). 

Mbah Srilah ini juga tidak mendapat ganti kerugian pembebasan lahan dari Pertamina. Sebab, dirinya tidak memiliki tanah untuk dijual. 

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mbah Srilah mengandalkan anak menantunya, bahkan terkadang menggantungkan para tetangga yang berbelas kasih. 

"Saya punya akan dua, keduanya sudah berkeluarga sendiri-sendiri. Saya juga dapat bantuan BPNT berupa beras," terangnya. 

Berdasarkan data yang dihimpun suaraindonesia.co.id, terdapat sebanyak 326 orang warga miskin di Desa Sumurgeneng, dengan rata-rata bekerja sebagai buruh tani dan pekerja serabutan. 27 diantaranya telah berubah status sebagai orang kaya baru (OKB) setelah mendapat uang dari pembebasan lahan kilang Pertamina dan telah dicoret dari data penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). 

Kepala Desa Sumurgeneng, Gianto menyatakan, di desanya terdapat 3.600 warga, 2.700 diantaranya telah memiliki identitas atau 840 kepala keluarga (KK). Dari total tersebut, terdapat 326 warga tidak mampu menerima bantuan sosial. Sedangkan 27 orang lainnya telah menjadi miliader.

"Warga disini mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh tani. Warga yang dulunya menerima BPNT tapi mendapatkan ganti rugi pembebasan lahan sudah kita lepas. Jadi kedepan sudah tidak mendapat bantuan lagi," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mendadak viral dan berubah menjadi kampung miliader setelah warganya menerima ganti kerugian lahan pertanian mereka untuk pembangunan kilang minyak PT Pertamina, yang langsung dibelikan mobil secara serentak. (Jun/imm)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya