TUBAN - Sejumlah nelayan di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, terpaksa tidak melaut akibat musim hujan yang terus berlanjut. Pasalnya, angin yang kencang dan ombak yang tinggi membuat para nelayan harus memarkirkan perahunya ke tepi laut, guna menghindari risiko ombak besar dan mengutamakan keselamatan dirinya.
Riyanto (50), warga setempat mengungkapkan, dirinya tidak pergi melaut karena lebih mengutamakan keselamatan dari pada ada resiko di tengah laut. Apalagi saat ini memasuki musim baratan, yakni angin kencang dari barat.
"Hari ini tidak ada yang melaut, karena gerimis dan ombak gede. Tadi pagi ada yang mencoba berangkat melaut tetapi balik lagi, karena resikonya tinggi," ujar Riyanto saat di temui suaraindonesia.co.id di pesisir pantai Jalan Panglima Sudirman, Rabu, (24/02/2021).
Menurut Riyanto, gelombang ombak di tengah laut beberapa hari terakhir bisa mencapai satu meter lebih. Hal ini membuat para nelayan di Karangsari selama tiga hari sudah tidak lagi melaut untuk melakukan penangkapan ikan.
"Kalau cuaca gini nelayan sekitar sini mengangur, karena rata-rata tidak punya pekerjaan sampingan. Ada yang memilih memperbaiki peralatan perahu, ada juga yang sekedar kumpul sesama nelayan," jelasnya.
Riyanto menambahkan, bahwa dampak cuaca ekstrem ini berimbas pada pendapatan para nelayan yang berkurang dari biasanya, dan bahkan tidak ada pendapatan sama sekali. Padahal biasanya mereka bisa membawa pulang uang sebesar 80 ribu sampai 100 ribu.
"Kalau kepepet ya ngutang. Nanti dibayar setelah musim baratan, panen ikan," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban, Rofiq menjelaskan, wilayah perairan Tuban akan mengalami gelombang tinggi dalam hari ke depan, mulai tanggal 25 Februari sampai 1 Maret 2021.
"Ketinggian gelombang di wilayah utara Lamongan-Tuban berkisar antara 0,30 sampai 2,75 meter, dan kecepatan angin lebih dari 15 knot," kata Rofiq.
Selain itu, BMKG Tuban juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di pesisir atau area pantai yang berisiko terdampak gelombang tinggi tersebut.
"Harap juga diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan, kapal tongkang, dan waspada apabila terdapat perubahan cuaca yang signifikan," pungkasnya. (Irq)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi