TUBAN - Setelah viral dengan puluhan mobil yang datang ke kampung miliarder di Tuban, desa Sumurgeneng dan Desa Wadung Kecamatan Jenu, yang terimbas pembebasan lahan kilang Grass Root Refinery (GRR) ini langsung digeruduk ratusan sales dari berbagai daerah.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah banner berisi larangan aktifitas sales dan marketing yang mulai terpasang disetiap sudut-sudut desa setempat.
Kepala Desa Wadung, Sasmito menjelaskan, pemasangan spanduk atau banner larangan dan aktivitas marketing ini merupakan inisiatif pemuda dan warga desa setempat untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang resah karena sering didatangi oleh orang asing dari luar desa.
"Warga kami banyak yang didatangi sales dan marketing ke rumahnya tanpa ada koordinasi dengan Pemdes. Mereka resah sehingga Pemdes bersama karang taruna langsung bergerak," ujar Kades Sasmito, Rabu (24/02/2021).
Banyaknya lalu lalang marketing dan sales dari berbagai daerah yang tidak diharapkan ini untuk menawarkan berbagai produk, baik berupa jasa, investasi niaga, hingga sumbangan dengan mengatasnamakan yayasan.
"Bagi tamu luar desa yang ingin masuk ke Wadung, kami harapkan mendapat ijin dari Forkopimka Jenu. Sekaligus menunjukkan surat sehat dari tim kesehatan dan bersedia mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung," jelasnya.
Selain larangan sales masuk, di kampung miliarder setelah pembebasan lahan dari PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) Tuban ini juga ada himbauan kepada warganya untuk lebih waspada terhadap penawaran investasi yang belum jelas dan berpotensi menimbulkan penipuan.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Jenu, AKP Rukimin mengaku, jika Polsek Jenu telah menggelar rapat bersama kepala desa, RT dan RW di Desa Wadung dan Sumurgeneng untuk memasang spanduk berupa himbauan dan larangan sales masuk ke kampung miliarder tersebut dengan alasan pandemi Covid-19.
"Sebenarnya warga ini resah dengan lalu lalang sales. Ya kalau mereka sehat sih tidak apa-apa, tapi kalau sales yang masuk ini membawa virus kan bahaya. Apalagi mereka yang datang ini rata-rata dari luar kota dan menawarkan berbagai produk mereka secara dor to dor," papar Kapolsek.
AKP Rukimin menghimbau kepada masyarakat agar mereka yang tanahnya dibeli oleh Pertamina ini tidak membelanjakan uangnya secara berlebihan. Sebab, warga lain yang tidak memiliki tanah pembebasan untuk kilang Tuban juga kena dampak.
"Harta ini hanya titipan, kasihan warga yang terdampak dan tidak mendapatkan kompensasi, mereka juga ikutan resah dengan banyaknya sales. Maka itu, saya himbau agar warga yang sudah beli mobil dan punya harta miliaran ini dijaga dengan baik. Jangan sampai memicu kerawanan kriminalitas yang dimanfaatkan oleh pelaku," pungkasnya. (Jun)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi