SUARA INDONESIA TUBAN

Sudah Ditekan Untuk Menjual Tanahnya, Kini Pertamina Abaikan Warga Jenu Tuban

Irqam - 14 February 2021 | 12:02 - Dibaca 5.83k kali
Peristiwa Daerah Sudah Ditekan Untuk Menjual Tanahnya, Kini Pertamina Abaikan Warga Jenu Tuban
Puluhan warga saat membentangkan spanduk didepan pintu PT GRR Tuban

TUBAN – Puluhan warga dari Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, mengelar aksi damai di depan gerbang pintu PT Grass Roof Refinery (GRR) Tuban, Minggu, (15/02/2021).

Dalam aksinya yang ketat protokol kesehatan ini, warga lebih menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membentangkan sejumlah spanduk berisi tuntutan dan kekecewaan warga terhadap PT Pertamina. 

Suwarno selaku koordinator aksi mengatakan, selama ini PT Pertamina tidak peduli dengan warga yang terdampak dari pembangunan Kilang Minyak Tuban.

“Yang menjadi puncak permasalahan disini adalah ketika adanya pembebasan lahan, kita selaku ditekan untuk menjual tanah dan mengukur tapi habis gitu ditinggalkan. Kasihan dengan nasib buruh-buruh tani, mereka harus menafkahi keluarganya, menyekolahkan anaknya sekarang tidak bisa bekerja karena tanahnya sudah tidak ada. Dan justru ada program beasiswa sekolah, warga kami tidak dapat itu,” kata Suwarno kepada suaraindonesia.co.id dilokasi aksi.

Kekecewaan warga terhadap adanya perusahaan plat merah yang menggerus tanah serta pemukiman warga dengan iming-iming relokasi dilahan milik Perhutani juga hingga kini belum ada kejelasan. Sedangkan masyarakat yang melakukan relokasi mandiri hampir 63 kepala keluarga (KK) belum dapat perhatian.

“Fasilitas dan akses jalan warga beli sendiri, sedangkan wilayah kami yang terrelokasi juga punya asset, punya jalan. Untuk relokasi mandiri kita bangun mushola di dua titik, tanah wafak dari bapak Ramelan dan Muntahar target kami sebelum puasa sudah selesai, warga juga mengajukan proposal tapi tidak jawaban,” ucapnya.

Ia menambah, ada 5 poin tuntutan warga kepada Pertamina. Diantaranya, segera memberi kepastian pelaksanaan relokasi pemukiman warga atau segera bayarkan ganti rugi tanah dan bangunan warga, kemudian pemberian program CSR sesuai resiko yang dialami warga terdampak, lalu pemberian CSR agar tidak tebang pilih, serta menolak pendampingan dari Universitas Airlangga Surabaya, dan berikan CSR untuk fasilitas desa seperti halnya TPPI.

“Itu lima poin tuntutan warga dan Pertamina harus segera menindaklanjutinya, jangan sampai warga sengsara dengan hadirnya Pertamina,” tambahnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Project Kordinator PT Pertamina Grass Roof Refinery (GRR) Tuban, Kadek Ambhara Jaya menjelaskan, bahwa mengenai tuntutan masyarakat Wadung yang salah satunya beasiswa sekolah. Pertamina sudah memasukan progam itu untuk warga.

“Kami kesulitan mendapatkan data yang sahih yang berhak dan memenuhi kriteria, karena perlu adanya pendataan lebih jauh agar tepat sasaran,” tutur Kadek.

Menanggapi terkait CSR Musholla warga terdampak relokasi, Pertamina perlu melakukan verifikasi lapangan sebelum mendapatkan persetujuan alokasi anggaran untuk semuanya itu.

“Kami sudah merencanakan dari bulan Januari 2021, namun dengan adanya PPKM dan kebijakan perusahaan membatasi mobilasi, tapi hari ini staff CSR sudah melakukan perjalanan ke Tuban untuk pendataan di perumahan warga relokasi mandiri, untuk cek fisik Musholla dan sekaligus ke Balai Desa dalam pendataan Beasiswa,” pungkasnya. (Irq/imm) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya