SUARA INDONESIA TUBAN

Kemenag RI Harap Kwan Sing Bio Tetap Jadi Klenteng

M. Efendi - 14 November 2020 | 15:11 - Dibaca 2.83k kali
Peristiwa Kemenag RI Harap Kwan Sing Bio Tetap Jadi Klenteng
Umat Khonghucu Klenteng Tuban usai menggelar sembahyang bersama Wawan Djunaedi

TUBAN - Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Sekretariat Jendral Kementerian Agama Republik Indonesia, Wawan Djunaedi, melakukan kunjungan ke Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Tuban, Sabtu (14/11/2020).

Kepala Pusbidi Khonghucu, Wawan Djunaedi mengatakan, kehadirannya ke Klenteng Tuban dihari pertama sembahyang ini hanya untuk memberikan pelayanan keagamaan sekaligus memastikan semua umat dapat beribadah dengan nyaman.


“Kementerian Agama ini fokus di pelayanan agama, kementerian agama memberikan pelayanan netral dan imparsial,” terang Wawan kepada suaraindonesia.co.id.

Terkait konflik yang terjadi di Klenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, seperti perubahan nama dari Klenteng menjadi Viraha tersebut, masih dilakukan pembahasan dengan lembaga-lembaga terkait. Namun, pihaknya juga mendorong agar dapat diselesaikan dengan jalur mediasi.

“Terkait disinformasi yang terjadi, kami mengupayakan supaya dimusyawarahkan, sehingga menemukan win-win, dan atau memilih jalur yang bisa sama-sama menang,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa, TITD ini memiliki makna yang sangat luar biasa dan harus dikedepankan untuk kerukunan. Sebab memiliki tiga agama, yakni Budha, Khonghucu, dan Tao.

“Jika orang sudah masuk di TITD, berarti secara keimanan mereka sudah bisa menerima keberagaman. Maka itu, kita harapkan agar apa yang terjadi di Klenteng ini bisa secepatnya selesai,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban, Alim Sugiantoro mengaku berterima kasih atas kehadiran sekaligus bimbingan dari Ketua Pusbidi, Wawan Djuanedi, agar agama Khonghucu bisa bersatu dan menghormati agama lain.

“Kami sangat berterima kasih kepada pak Wawan, karena sangat antusias sekali membimbing kami,” ujar Alim.

Alim Sugiantoro telah sepakat, bahwa dinamika yang ada di kelenteng diselesaikan melalui jalur mediasi. Hal itu dibuktikan dengan pembukaan gerbang pintu kelenteng yang digembok sejak 28 Juli 2020 bisa dibuka kembali melalui jalur mediasi dengan melibatkan tiga tokoh nasional yang ada di Jawa Timur pada (25/10) lalu.

“Saya kira masalah yang terjadi sudah selesai. Itu dibuktikan saat pembukaan Klenteng dengan melibatkan tiga tokoh Jawa Timur. Dan saya sepakat jika masalah nama Klenteng diselesaikan secara mediasi, dan saya yakin masalah itu juga sudah selesai,” pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya