TUBAN - Tingginya penggunaan internet di Indonesia menuntut adanya pendidikan literasi informasi. Hal ini penting dilakukan untuk menyelamatkan generasi digital, yakni para pelajar ditengah derasnya arus informasi.
Pasalnya, masih banyak para pelajar yang mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik sehingga terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal tersebut, Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban bekerjasama dengan PLN Nusantara Power, Kantor Wilayah Kementerian Agama Tuban, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Tuban, PT PRPP, dan PT TPPI menggelar kegiatan Pendidikan Literasi Informasi dan Konten Digital bertempat SMK Manbail Futuh, Kecamatan Jenu, Tuban, Selasa (22/11/2022).
Tak hanya melibatkan para siswa dari sekolah setempat, Pendidikan Literasi Informasi dan Konten Digital juga diikuti dari sekolah lain seperti MA Manbail Futuh, SMA Manbailhuda, dan MA Al-Hidayah. Dengan jumlah total peserta 30 siswa.
Acara yang dibuka langsung oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum itu dihadiri Ketua RPS Tuban, Khoirul Huda, Kepala SMK Manbail Futuh Jenu, serta tim dari PLN Nusantara Power.
Dalam sambutannya, Kepala SMK Manbail Futuh Moh. Maghfur Arifin menyampaikan, saat ini semua orang dapat menjadi pewarta. Ia menyebut, menjadi seorang pewarta pada prinsipnya memberitakan atau menginformasikan ke orang lain informasi.
"Sebuah peristiwa bisa difoto dan disampaikan di media sosial. Dalam kegiatan ini, peserta akan diajarkan bagaimana cara menjadi pewarta yang baik. Tidak hanya bentuk gambar, juga dalam bentuk digital. Seperti di SMK Manbail Futuh, semuanya serba digital," kata Maghfur.
Setelah mengikuti kegiatan, Maghfur berharap para peserta dapat membuat portal berita. Dikatakan Maghfur, luasnya ruang di sosial media yang belum dioptimalkan, menjadi tantangan pelajar untuk berlomba membuat konten yang positif dan mencerdaskan.
"Khusus anak SMK Manbail Futuh yang kompeten di IT, harus segera membuat rencana publikasi sekolah. RPS hari ini memberi ilmu dan harapannya mengawal dan mendampingi selama 6-7 bulan sampai siswa SMK mumpuni," jelasnya.
Selanjutnya, saat ini pelajar harus rajin membaca buku. Kosakata yang banyak akan membuat berita istimewa dan menarik untuk dibaca. Jangan menyajikan berita hoaks, karena dampaknya buruk untuk publik.
Sementara itu, Ketua RPS Tuban Khoirul Huda menjelaskan, fungsi dari seorang jurnalis diantaranya melakukan edukasi. Selain mengontrol juga memberi hiburan untuk publik. Karena itu, RPS Tuban ingin mengajak peserta untuk mau menjadi generasi jurnalis.
Huda sapaan akrabnya, menegaskan bahwa dalam membuat berita hal penting yaitu memiliki dasar. Melalui kegiatan ini, peserta diminta untuk mengoptimalkan kesempatan untuk sharing dengan para pemateri.
Fenomena di sosial media juga menjadi perhatian RPS Tuban. Sebab, banyak ujaran yang kurang baik sering terlontar di dunia digital. RPS Tuban tidak ingin, para pengguna sosial media khususnya para pelajar, karena ketidaktahuannya justru terjerumus dan terjerat ke UU ITE.
"Profesi wartawan itu mulia, sebab semuanya diberikan untuk publik. Selain media yang terverifikasi, wartawan di RPS Tuban juga telah lulus uji kompetensi," tegasnya.
Saat ini, para netizen masih ada yang belum mampu membedakan produk pers dan media sosial. Huda menyebut, potongan informasi yang disampaikan di sosial media merupakan sebatas info awal. Ia pun berpesan, agar kegiatan ini diikuti dan dimanfaatkan dengan serius dan sungguh-sungguh.
"Ayo belajar bersama-sama agar kemampuan literasi informasi pelajar SMK meningkat," bebernya.
Ditempat yang sama, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban Umi Kulsum mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh RPS Tuban. Ia mengaku, saat ini Kemenag masih belum bisa menyentuh pendidikan literasi informasi ke tingkat Madrasah, karena itu ia berterima kasih kepada RPS Tuban karena telah mengawalinya.
"Kedepannya Kemenag bisa kolaborasi dengan RPS Tuban dalam literasi informasi madrasah. Tuban memiliki 5.000 guru lebih madrasah yang harus dilatih membuat konten yang menarik untuk menunjang pembelajaran yang produktif," terang Umi.
Kegiatan Pendidikan Literasi Informasi dan Konten Digital ini menghadirkan beberapa narasumber handal di bidangnya. Seperti, Eddy Purnomo menyampaikan materi literasi informasi, Teguh Budi Utomo menyampaikan materi jurnalistik, Arief Wibowo mengupas materi foto, dan Khusni Mubarok membedah materi video.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi