TUBAN - Komisi VII DPR RI, Heany Relawati Rini Widyastuti menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair Organik Hayati kepada petani di Kabupaten Tuban.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung di Hotel Mustika, Jalan Teuku Umar, Tuban dengan penerapan protokol kesehatan ini dilakukan agar petani tidak lagi ketergantungan dengan pupuk maupun pestisida berbahan kimia.
Anggota Komisi VII DPR RI, Heany Relawati mengatakan, Komisi VII sengaja mengambil kemitraan dengan LIPI untuk memberi pelatihan pembuatan pupuk cair ini untuk antitesa dari penggunaan pestisida atau pupuk kimia.
"Kita semua tahu, bahwa mayoritas masyarakat di Tuban sebagai petani. Apalagi Tuban merupakan daerah dengan tingkat kekeringan tertinggi di Jawa Timur. Hal inilah yang mendasari kami melakukan pelatihan ini, sehingga setidaknya daat mengurangi beban mereka terkait dampak pupuk bersubsidi," ucap Heany kepada suaraindonesia.co.id, Rabu, (18/11/2020).
Mantan Bupati Tuban ini juga meminta petani Tuban dapat berdaya bukan hanya sekedar bertani, tetapi juga berdiversifikasi dalam usahanya. Antara lain, kemampuan petani dalam menghitung biaya produksi agar bisa ditekan seminimal mungkin.
"Sejak awal, kami memang berkomitmen untuk mendongkrak potensi mata pencaharian masyarakat melalui aspek ekonomi demografi untuk menyeimbangkan penggunaan petani yang saat ini masih ketergantungan pupuk berbahan kimia ke pupuk organik," jelas anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar ini.
Sementara itu, Biro Kerjasama Hukum dan Humas LIPI, Agung Legowo menerangkan, Pupuk Organik Hayati ini adalah hasil penelitian tim biologi LIPI, yang bertujuan untuk melepas penggunaan pupuk kimia yang selama ini digunakan masyarakat petani.
"Memang harus bertahap, sebab pupuk ini tujuannya untuk mengembalikan unsur hara tanah," terangnya.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk ini sendiri sangat mudah didapat dan harganya sangat murah. Antara lain, toge atau kecambah, gula merah, agar-agar, air kelapa dan air bersih atau air kemasan.
Cara membuatnya juga cukup mudah. Adapun tahapannya sebagai berikut, semua bahan tadi direbus hingga mendidih, kemudian disaring dan dimasukan kedalam wadah atau tangki. Dan didiamkan hingga terjadi fermentasi.
"Untuk airnya sendiri sebaiknya direbus hingga mendidih, supaya bakteri dan mikroba yang ada didalam air mati," paparnya.
Pria kelahiran Kabupaten Madiun berharap agar pelatihan pembuatan pupuk organik yang diberikan tersebut bisa segera diaplikasikan, namun tetap harus berkelompok. Kemudian tinggal disosialisasikan kembali kepada petani lainnya.
"Selama ini penggunaan pupuk kimia dapat mengakibatkan tanah menjadi tandus. Maka itu, kami berharap pelatihan pembuatan pupuk organik bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat, sehingga membawa dampak positif bagi petani," pungkasnya. (jun/im)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi