SUARA INDONESIA TUBAN

Di Balik Pembunuhan Sekdes di Tuban, Menyeberang dari Kalimantan Demi Lampiaskan Dendam Asmara

Irqam - 30 October 2023 | 09:10 - Dibaca 3.83k kali
News Di Balik Pembunuhan Sekdes di Tuban, Menyeberang dari Kalimantan Demi Lampiaskan Dendam Asmara
Ilustrasi pembunuhan (foto: pexels.com)

Agus Sutrisno, sekretaris desa asal Tuban itu dibunuh dengan sadis. Setelah motornya ditabrak, korban dibacoki berulangkali. Peristiwa yang dilatarbelakangi dendam, akibat asmara terlarang.

TUBAN, Suaraindonesia.co.idJarum pendek jam belum sepenuhnya menunjuk arah 9 pada Selasa (24/10/2023) pagi itu, ketika Nanang Wahyudi, Camat Kerek, berbincang dengan kepala desa dan sekretaris desa di kantornya. Bahasannya seputar evaluasi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).

Sejenak Nanang menghentikan perbincangan, ketika telepon selulernya berdering. Ternyata, AKP Darmono, Kapolsek Kerek yang menghubunginya. 

Mulanya, Nanang menyapa dengan ramah. Namun, sesaat berselang, wajahnya mendadak tegang. Dia menghentikan rapat. Sebuah kabar bak petir di siang bolong: Agus Sutrisno, Sekretaris Desa Sidonganti yang harusnya hadir dalam rapat itu, ditemukan tak bernyawa!

"Sebenarnya rapat sudah berjalan 30 menit. Saya mendapat informasi insiden ini dari Kapolsek. Lalu rapat saya bubarkan," ujar Nanang.

Nanang beserta sejumlah perangkat desa langsung menuju ke tempat kejadian perkara.


Jenazah di Tengah Sawah, Trail dan Pikap yang Melintang  

Di lokasi kejadian, kawasan persawahan di Dusun Bawi, Desa Hagoretno, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban itu ramai. Dipenuhi warga yang mengerumuni sosok jenazah. 

Agus Sutrisno tergeletak, tak bernyawa. Terdapat luka di sekujur tubuhnya. Dilihat dari luka-lukanya, Agus diduga kuat korban pembunuhan. 

Di jalan desa tak seberapa jauh dari lokasi ditemukannya mayat, motor Agus: trail Kawasaki KLX dengan nomor polisi S 2182 EAF ambruk. Di sekitarnya, ada mobil pikap Mitsubishi L-300 bernomor polisi A 8382 YX yang bagian depannya ringsek. Menandakan, mobil menabrak motor. 

Jika melihat arah perjalanannya, korban hendak mengikuti rapat di kantor Kecamatan Kerek. Namun, peristiwa nahas itu membatalkan rencananya.

"Korban mengendarai motor dari arah selatan, kemudian ditabrak oleh pelaku dari belakang menggunakan mobil hingga terjatuh," ungkap AKP Darmono, Kapolsek Kerek.

Sepertinya, korban sempat melarikan diri, namun terkejar oleh pelaku dan langsung dihabisi dengan senjata tajam.

Polisi yang datang ke lokasi kejadian, langsung mengevakuasi jasad korban ke kamar mayat RSUD Dr R Koesma Tuban untuk proses otopsi. 

Dari pemeriksaan tim forensik, Agus mengalami 7 luka bacokan di kepala, tangan dan pinggang. 

Tak ada barang yang hilang. Motor trail korban dibiarkan begitu saja. Bahkan, mobil pikap yang digunakan pelaku tertinggal di lokasi kejadian.

Jelas, bukan perampokan. Lantas, siapa pelakunya? Motifnya apa?

Menelusuri Jejak yang Tertinggal

Pelaku meninggalkan petunjuk yang terlampau benderang. Satu petunjuk di TKP saja, cukup kuat: mobil pikap yang tertinggal. 

Dari nomor polisi pikap, polisi berhasil menelusuri pemilik mobil. Ternyata, mobil pikap itu disewa.  Tak butuh waktu lama, identitas penyewa mobil teridentifikasi. Polisi mengendus keberadaan pelaku. 

Sadar sudah dalam jangkauan polisi, pelaku keburu menyerah. Pria yang diidentifikasikan bernama Jano ini menyerahkan diri ke kantor polisi terdekat dari lokasi pelariannya, Polsek Grabakan, Selasa (24/10/2023), pukul 19.00 WIB. Hanya 10 jam berselang dari pembunuhan.

Jarno langsung dibawa ke Mapolres Tuban

Dendam Lama Berlatar Api Cemburu

Usai pelakunya terungkap, tanda tanya berikutnya, kenapa Jano nekat menghabisi Agus? 

"Indikasi motifnya istri pelaku berselingkuh dengan korban, sehingga pelaku dendam dan membunuh korban," kata Kapolres Tuban, AKBP Suryono.

Cemburu yang berlatarbelakang perselingkuhan. Jano mencurigai Agus menjalin hubungan gelap dengan R, istrinya (30). Ketika itu, Jano dan istrinya masih tinggal di Guwoterus, Kecamatan Montong, Tuban. Sebelum akhirnya pindah ke Kalimantan.

Hubungan spesial dicurigai Jano terjalin saat dirinya masih tinggal di Tuban pada tahun 2019. Agus dan istrinya melampiaskan benih-benih cinta melalui chat. Sesekali, mereka juga bertemu. 

"Dia (Agus-Red) selingkuh dengan istri saya, sejak tahun 2019. Saya tahu sendiri dari HP istri saya waktu di Kalimantan," kata Jano, Kamis (26/10/2023).

R sempat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa (Kades) Guwoterus pada Pilkades 2019. Sementara, Agus terhitung baru setahun menjabat Sekdes Sidonganti. 

Namun, impian R jadi kepala desa kandas, karena kalah suara. Akhirnya, R memutuskan mengikuti suaminya menyeberang ke Kalimantan. Jano bekerja sebagai sopir. 

Nah, saat tinggal di Kalimantan, Jano mengaku baru mengetahui hubungan asmara terlarang istrinya dengan Agus. Dia memergoki percakapan mesra antara Agus dan istrinya, saat membuka handphone R.

“Istri saya mengakui (hubungan itu-Red),” ungkap Jano.

Mendapatkan pengakuan dari sang istri, Jano kalap. Dia memang memaafkan istrinya, namun dendamnya terhadap Agus justru membara.

Pada Juni 2023, Jano memutuskan pulang seorang diri ke Desa Guwoterus, Kabupaten Tuban. R ditinggalkannya di Kalimantan.

Beberapa bulan berselang tinggal di Tuban, dia bersiap melampiaskan dendam. Merencanakan pembunuhan. Selain persoalan dendam, Jano khawatir suatu saat Agus bakal membunuhnya. 

"Dari pada saya yang dibunuh dulu, lebih baik saya lakukan itu (pembunuhan-Red)," ujar Jano.

Sewa Mobil dan Siapkan Parang

Pembunuhan sudah direncanakan lama. Beberapa kali, Jano melakukan pengintaian aktivitas Agus. 

Namun, perencanaan konkret baru dua hari sebelum kejadian. Jano sengaja menyewa mobil pikap L-300. Dia juga menyiapkan parang. 

Dengan mobil pikap sewaan, Jano mengintai Agus. Dia membuntuti Pak Sekdes yang mengendarai motor trail KLX, dari depan rumahnya di Sidonganti. 

Ternyata, Agus melintasi Jalan Kerek-Montong. Jika melihat arahnya, dia menuju kantor Kecamatan Kerek. Menghadiri undangan camat. Tanpa menyadari bahaya mengancam di belakangnya.

Di ruas jalan tepi sawah yang sepi di Dusun Bawi, Desa Hagoretno, Kecamatan Kerek, Jano menabrak trail dengan keras hingga terpelanting jauh. Agus terjatuh. Namun, ternyata masih bisa berdiri.

Jano tak tinggal diam. Turun dari mobil, dia menuju Agus sembari menenteng parang. Melihat bahaya mengancam, Agus ketakutan. Meninggalkan motornya, dia berlari kencang ke pematang sawah. Namun, 50 meter dari jalan raya, pelaku berhasil mengejar Agus.

Di situ, pelaku membacok Agus membabi buta hingga meregang nyawa. "Korban terbunuh dan terdapat tujuh luka bacokan pada tubuh korban," ungkapnya. 

Setelah Membunuh, Mampir Minum di Rumah

Setelah menghabisi Agus, pelaku langsung kabur, meninggalkan mobil pikap yang melintang jalan. Kemudian, Jano pergi dari TKP. Meninggalkan mobil sewaaan di pinggir jalan. Bahkan, Jano masih sempat pulang ke rumah di Desa Guwoterus untuk minum. 

Lantas, Jano kabur menumpang kendaraan orang lain. Namun, dia tak tenang. Dihantui kecemasan. 10 jam berselang dari pembunuhan, Selasa (24/10/2023), pukul 19.00 WIB, Jano menyerahkan diri ke Polsek Grabagan.

Dia menyerahkan barang bukti pada polisi: sebilah parang dibungkus pelepah pisang. Senjata yang digunakan untuk menghabisi Agus.

Adakah Orang Lain yang Membantu Jano?

Muncul dugaan adanya keterlibatan orang lain yang membantu Jano. Kapolres Tuban AKBP Suryono menyampaikan, pihaknya saat ini sedang melakukan pendalaman terkait indikasi motif perselingkuhan, termasuk adanya tersangka lain yang membantu aksi pembunuhan tersebut. 

"Untuk tersangka lainnya dalam penyelidikan dan kami masih dalami perannya," ujarnya.

 Selain menahan Jano, Polres Tuban mengamankan barang bukti di antaranya, sebilah parang, satu unit mobil L300 dan sepeda motor trail.  

Pihak kepolisian akan menjerat perbuatan pelaku dengan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Danu Sukendro

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya