SUARA INDONESIA TUBAN

Imlek di Tahun Pandemi, Seni Barongsai di Tuban Sepi Job

Irqam - 11 February 2021 | 12:02 - Dibaca 2.34k kali
Ekbis Imlek di Tahun Pandemi, Seni Barongsai di Tuban Sepi Job
Para pemain Barongsai saat melakukan latihan untuk mengisi waktu luang

TUBAN - Dimasa pandemi Covid-19, pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan, seperti pembatasan kegiatan masyarakat dan berbagai kebijakan lainnya. Hal ini mengakibatkan perekonomian negara menjadi terpuruk. 

Seperti yang dialami pelaku seni Barongsai Putra Ronggolawe yang berlokasi di Dusun Penebusan, Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban yang juga berdampak sepinya job dan penjualan. 

Pemilik dan pengrajin Barongsai, Kusma mengatakan, selama masa pandemi yang melanda sejak Maret 2020 lalu mengakibatkan Barongsai buatannya sepi pembeli. Bahkan, job untuk pentas juga tidak ada. Sehingga dirinya harus memutar otak untuk mengisi waktu longgar bagi anak didiknya. 

"Imlek tahun ini sepi, tidak ada show atau pesanan Barongsai. Beda dengan tahun lalu yang masih banyak permintaan," terang Kusma kepada suaraindonesia.co.id, Kamis (11/02/2021). 

Tahun sebelumnya, dirinya masih mendapatkan pesanan sekitar 10 hingga 15 Barongsai, baik dari daerah sekitar, hingga dari luar pulau jawa. Adapun dalam satu paket Barongsai, dihargai sebesar 2,5 sampai dengan 7 juta. 

"Kalau harga itu tergantung kualitas bulu. Untuk harga 7 juta itu menggunakan bulu kambing," jelasnya. 

Kusma juga berharap agar pandemi ini segera berakhir, sehingga selain pesanan Barongsai, Putra Ronggolawe yang digelutinya sejak tahun 2000an juga menerima undangan pentas seperti sediakala. 

Ditempat yang sama, Muhammad Soleh yang merupakan salah satu pemain Barongsai mengaku, jika selama masa pandemi hanya dibuat untuk bersih-bersih dan latihan bersama 30 orang pemain lainnya. Sebab, Imlek tahun 2021 ini sama sekali tidak ada undangan. 

"Sementara ini kami hanya berlatih dan membersihkan debu-debu Barongsai untuk mengisi waktu luang," papar Soleh. 

Jika dulu saat perayaan Imlek, dirinya bersama rekan-rekannya masih dapat 5 sampai 6 kali undangan show, baik dari Bojonegoro, Banyuwangi, hingga Solo. Namun karena saat ini ada Corona, jadi tidak ada tawaran sama sekali. 

"Ya meski terasa berat karena tidak ada job, namun saya tetap ingin bertahan. Selain untuk menghibur warga juga bisa melestarikan budaya lokal dan Cina," pungkasnya. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya