SUARA INDONESIA TUBAN

Soal Rekrutmen Tenaga Kerja di Kilang GRR Tuban, PTC Dinilai Tidak Transparan

Irqam - 12 April 2022 | 13:04 - Dibaca 5.94k kali
Peristiwa Soal Rekrutmen Tenaga Kerja di Kilang GRR Tuban, PTC Dinilai Tidak Transparan
Eko Supriyadi bersama Moch Aldi Maulana menunjukkan hasil medical check up yang dilakukan secara mandiri, (Foto: Irqam/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Proses rekrutmen tenaga kerja satpam di proyek Early Work kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang dilakukan oleh PT Pertamina Training and Consulting (PT PTC) menuai kritik dari warga sekitar proyek.

Eko Supriyadi (36), warga Dusun Boro, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban menyebut, proses rekrutmen tenaga kerja tidak transparan. Dalam rekrutmen itu, PT PTC membutuhkan tenaga kerja satpam sebanyak 20 orang.

"Proses rekrutmen ini diindikasikan kurang transparan dan tidak profesional," kata Eko Supriyadi kepada awak media, Senin (11/4/2022) malam.

Eko mengatakan, indikasi tidak transparan tersebut terlihat ketika Moch Aldi Maulana (22), mengikuti proses rekrutmen satpam sebagai perwakilan Desa Wadung. Proses rekrutmen diikuti dari awal sampai akhir sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Semua tahap pemberkasan administrasi diikuti sesuai syarat yang telah ditentukan,” ujarnya.

Semua tahapan dilalui, lanjut Eko, pihak PTC mengumumkan hasil rekrutmen satpam tersebut. Namun, Moch Aldi Maulana dinyatakan tidak lolos atau gugur sebagai satpam dengan keterangan sakit.

“Pihak perusahaan (PT PTC, red) memberikan informasi bahwa Moch Aldi Maulana tidak lolos karena sakit,” terang Eko.

Merasa janggal, Eko sebagai orang tua Moch Aldi Maulana langsung mendatangi salah satu laboratorium klinik di Tuban untuk melakukan medical check up secara mandiri. Hasilnya, menyatakan Moch Aldi Maulana dinyatakan sehat dan normal.

“Saya melakukan medical check up dengan biaya sendiri untuk mengetahui kesehatan Moch Aldi Maulana. Hasilnya, dinyatakan normal dan benar-benar sehat,” tegas Eko sambil menunjukkan hasil medical check up.

Kemudian, hasil medical check up secara mandiri itu disampaikan kepada pihak Desa, Pertamina, dan PTC. Sialnya, pihak PTC mengabaikan hal itu dan tetap menyatakan Moch Aldi Maulana tidak bisa diterima.

“Hasil medical check up sudah kita sampaikan ke pihak Pertamina. Tapi masih belum direspon, hanya disuruh mengirimkan KTP untuk dirapatkan secara internal, namun sampai saat ini belum ada kabar,” ungkapnya.

Tak mau menyerahkan, Eko mencoba meminta hasil medical check up yang dilakukan PTC. Namun tidak diberikan dengan alasan hasil kesehatan itu menjadi rahasia atau dokumen pribadi perusahaan.

“Padahal yang minta hasil medical check up ini adalah keluarga sendiri tetapi masih tidak dikasih,” ucap Eko.

Adapun dari kejadian itu, Eko meminta agar proses rekrutmen tenaga kerja satpam diulang kembali atau memberikan solusi kepada warga sekitar proyek kilang minyak tidak selalu dirugikan.

“Saya berharap dilakukan rekrutmen ulang, atau dicarikan solusi terbaik. Jangan sampai anak saya sehat, tetapi sama perusahaan dikatakan sakit, ini beban buat keluarga dan Moch Aldi Maulana,” tandasnya.

Sementara itu, pihak PTC belum dapat dikonfirmasi terkait persoalan rekrutmen tenaga kerja. Koordinator rekrutmen tenaga kerja satpam Hadi Kurniawan tidak mengangkat telepon saat dihubungi, ia juga tak merespon pesan singkat yang dikirim suaraindonesia.co.id.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya