TUBAN - Warga di wilayah Ring 1 PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) tepatnya di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban digegerkan dengan fenomena tanah yang tiba-tiba ambles. Warga kian resah karena diameter dan kedalamannya terus bertambah.
Tanah ambles membentuk lubang berongga dan berisi air ini berada di lahan milik warga bernama Sutomo (45), warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Fenomena tanah ambles itu terjadi pada Rabu (18/5/2022) kemarin.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk Sumber Harta menjelaskan, Fenomena tanah ambles di wilayah Jawa Timur tidak hanya terjadi di Tuban. Sebelumnya juga terjadi di Blitar, Pacitan dan Bojonegoro.
Fenomena tanah ambles di Tuban, dikatakan Sumber, mempunyai kemiripan yang terjadi di Bojonegoro. Namun untuk tanah ambles di Bojonegoro mengeluarkan gas belerang dan untuk di Tuban hanya mengeluarkan air.
Ia belum bisa memastikan secara pasti penyebab terjadinya tanah ambles di Tuban apakah dampak dari aktivitas industri. Menurutnya, untuk mengetahui hal itu membutuhkan kajian sekitar selama 3 bulan.
"Kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa ini karena dampak industri atau apa. Karena untuk itu harus membutuhkan kajian. Tapi kalau kejadian di Tuban mirip seperti di Bojonegoro," kata Sumber kepada awak media.
Sumber menjelaskan, BMKG Ngajuk telah melakukan survei ke tempat tanah ambles di Tuban. Selain itu, juga dilakukan pemasangan alat TDS Portable di sekitar lokasi tanah ambles. Pemasangan alat itu untuk mengetahui penyebab terjadinya tanah ambles.
"Kami bersama tim BMKG Nganjuk bersama BMKG Tuban langsung mengecek lokasi dan memasang alat TDS Portable. Hasil pasti penyebabnya tanah ambles nanti akan kita rilis," jelasnya.
Dugaan sementara penyebab tanah ambles, lanjut Sumber, disebabkan karena kurangnya air di bawah tanah. Dimana air bawah tanah tersebut diambil melalui pompa-pompa yang ada di sekitar tanah ambles.
"Analisa awal kami tanah ambles karena kurangnya air bawah tanah yang terserap oleh pompa-pompa. Sehingga batuan penyangga tanah jatuh dan mengakibatkan tanah ambles," tegasnya.
Sementara itu, tanah ambles di wilayah Ring 1 TPPI Tuban ini mempunyai diameter lubang 30 meter dan kedalaman 1,5 meter. Setiap harinya diameter lubang dan kedalaman mengalami penambahan.
"Dari keterangan warga terus mengalami penambahan diameter dan kedalaman. Tapi kita mengimbau kepada warga sekitar untuk tetap tenang dan tidak perlu panik. Hasil kajian BMKG Ngajuk akan kita sampaikan melalui pemerintah Tuban," ungkapnya.
Sekadar diketahui, fenomena tanah ambles pertama kali diketahui oleh warga sekitar bernama Rasi saat menggembala hewan ternak sapi di sekitar lokasi. Saat ini, lokasi tanah ambles telah dipasang police line agar warga tidak mendekat.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi