SUARA INDONESIA TUBAN

Sosok Briptu Pujiati, Polwan Cantik Ini Dulunya Anak Tukang Rosok

M. Efendi - 21 April 2021 | 16:04 - Dibaca 9.82k kali
TNI/Polri Sosok Briptu Pujiati, Polwan Cantik Ini Dulunya Anak Tukang Rosok
Briptu Pujiati, Polwan berjilbab dan berparas anggun saat ditemui diruang dinasnya di Satlantas Polres Tuban, (Diah/suaraindonesia.co.id)

TUBAN - Salah seorang Polisi Wanita (Polwan) berjilbab bernama Briptu Pujiati. Sedikit mengulik kisah cerita Briptu Pujiati sebelum menjadi Polwan. Sosok wanita cantik ini sangat dikenal sederhana dan ramah. Mau tahu lebih banyak tentang dia?.

Briptu Pujiati atau dikenal dengan Puji, kelahiran Tuban, 02 Juli 1997. Polwan cantik yang berjilbab itu saat ini bertugas sebagai anggota Dikyasa Sat Lantas di Polres Tuban jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo Tuban. Rabu, (21/04/2021).

Pendidikan Briptu Pujiati

Pujiati alumni SD Negeri Latsari 1, SMP Negeri 5 Tuban, SMA Negeri 2 Tuban dan pada tahun 2020 kemarin Puji mendapatkan gelar sarjana hukum di Universitas Negeri Gresik.

Briptu Pujiati bersama keluarganya

Pujiati anak dari almarhum Satipan dan Karti. Saat Puji berusia 2 (dua) tahun dia harus merelakan untuk kehilangan ayahnya. Ibunya hanya penjual sayur keliling, menginjak usia kelas 5 (lima) SD, ibunya menikah lagi. Puji anak kedua dari 3 (tiga) bersaudara. Ayah tirinya sehari-hari mencari barang rongsokan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Kembali ke masa Puji menduduki bangku Sekolah Dasar, saat dirinya mengerjakan tugas kelompok.

“Rombeng-rombeng,” bunyi keras itu terdengar terus menerus, “ah itu pasti bapak saya,” kata Puji.

Ayahnya setiap hari juga harus mengayuh sepeda untuk mencari barang rongsokan, sedangkan ibunya keliling menjajakan sayuran segar.

Keinginan Pujiati menjadi Polwan

Mengulik awal cerita Puji berkeinginan menjadi seorang Polwan. Pada saat menduduki bangku SMP kelas 11. Cerita dari Puji, dirinya setiap pagi harus mengayuh sepeda untuk bisa berangkat ke Sekolah maupun pulang, sembari melihat Polisi dan Polwan sedang melakukan penertiban jalan.

“Aku bermimpi suatu saat nanti aku mau jadi seperti mereka,” pandangangku tertuju kearah Polwan saat itu.

Sesampainya dirumah, Puji selalu memikirkan dan berandai-andai kala dirinya menjadi seorang Polwan.

"Saat itu tugasku hanya belajar dan lulus," ucap Puji.

Sesaat kemudian, saat menduduki bangku SMA dan lulus pada tahun 2015. Akhirnya Puji mendapati informasi tentang penerimaan anggota Polri.

“Informasi tersebut kian menghantam pikiranku, bagaimana bisa saya menjadi polisi,” Puji menggerutu.

Tak Berani Meminta Izin Orang Tua Karena Khawatir Akan Biayanya

Keinginan itu sudah terpatri didalam hati Puji, tidak adanya nyali untuk meminta izin kepada orang tua. Lantas tak mau menyerah, Puji memberanikan diri untuk mendaftar Polisi, semua berkas persyaratan dia penuhi bahkan meminta tanda tangan orang tua. Kata Puji orang tuanya tidak mengetahui tentang pendaftaran polisi karena orang tuanya tidak bisa baca.

Puji takut untuk membicarakan hal tersebut kepada keluarganya, karena menurut Puji keluarganya tidak tergolong orang kaya.

“Nanti ibu pasti bilang daftar Polisi pasti pakai uang, uang dari mana?,” ucap Puji.

Pikiran Puji sudah semakin gelisah karena kekhawatiran pada ibunya.

“Pikiranku kalut, semangatku goyah,” ucap Puji kepada suaraindonesia.co.id saat ditemui di ruang kerjanya.

Namun saat Puji akan melakukan tes di Polda Jawa Timur, akhirnya Puji harus bercerita kepada kedua orang tuanya. 

“Buk aku mau ke Polda, aku tes polisi,” kata Puji saat meminta izin kepada ibunya.

Sontak ibunya kaget karena tiba-tiba Puji pamitan untuk mengikuti tes.

“Berati selama ini buku-buku banyak itu untuk pendaftaran Polisi?,” tanya ibunya kepada Puji.

Hal itu masih menjadi kekhawatiran Puji, karena ibunya selalu berkata "masak daftar Polisi gak bayar," ketusnya. 

Pujiati pun dengan tegar mengaku bahwa untuk mendaftar sebagai polisi itu tidak ada biaya sepeserpun alias gratis, sehingga sang ibu pun mendoakannya dengan penuh harap agar putri kesayangannya itu bisa lolos tes dan menjadi polisi seperti apa yang diimpikan. 

Memberanikan Diri Dengan Dibantu Doa Ibu Berangkat ke Polda Jatim

Kemudian, sebelum berangkat ke Polda, Puji sudah menetapkan hatinya untuk tidak merasa khawatir dan yakin bisa terlebih ibunya juga berpesan. “Nak jika tidak lolos jadi Polisi masih ada rejeki lain,” ungkap Puji saat tirukan pesan ibunya. Kata Puji, “yakin bu, aku bisa, aku pasti bisa,”.

Dengan penuh keyakinan, Puji harus berangkat tes sendiri, dengan keadaannya yang saat itu belum pernah keluar kota seorang diri.

Setiap mengikuti tes Puji sesekali berbincang bersama ibunya melalui telepon dan meminta doanya agar dilancarkan tesnya. Tidak disangka pada tahun 2016 Puji lulus sebagai anggota Polri sesuai dengan angan-angannya dulu. 

Wanita cantik alumni Paskibraka Tuban tahun 2014 ini bercerita, setelah menjadi Polwan. Saat itu ditugaskan di Gresik selama kurang lebih 3 (tiga) tahun. Dirinya kemudian menikah dengan salah seorang pegawai swasta, dan pada tahun 2019, Puji ditugaskan di Polres Tuban. 

Kini Polwan cantik itu telah dikaruniai seorang putri bernama Cheryl Putri Prasetyo dan tinggal bersama orang tua suaminya Puji di Palang Tuban. Sehari-hari Puji harus membagi tugas peran dia sebagai ibu juga Polwan.

“Seneng sih sekarang, bisa membanggakan kedua orang tua, bisa bekerja mandiri. Tentu saya juga harus pinter membagi waktu untuk keluarga dan juga kedinasan,” imbuhnya.

Sementara itu, peran Puji di Dikyasa Sat Lantas Polres Tuban lebih banyak berkegiatan di sekolah-sekolah. “Ya sering gatur di sekolah anak usia dini, SD, SMP, SMA, terkadang juga memberikan motivasi, kegiatan tersebut dilakukan sekali atau dua kali dalam satu minggu. Pada hari jum’at kita juga di masjid-masjid,” tutup dia. (Diah/Nang). 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya