SUARA INDONESIA TUBAN

Mahipal Tuban Pasang Ratusan Hanger Untuk Panjat Tebing Watu Ondo

M. Efendi - 02 November 2020 | 14:11 - Dibaca 653 kali
Komunitas Mahipal Tuban Pasang Ratusan Hanger Untuk Panjat Tebing Watu Ondo
Anggota muda Mahipal Tuban terlihat susah payah taklukan Tebing Watu Ondo

TUBAN - Ekspedisi pembuatan 25 jalur panjat tebing yang dilakukan oleh anggota muda Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mahipal) Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban, di tebing Watu Ondo, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, telah berlangsung sekitar bulan.

Kedisiplinan, kekompakan, dan kerja keras terus dilakukan untuk memompa semangat para mahasiswa agar dapat menyelesaikan ekspedisi itu. Terik matahari hingga guyuran hujan tak menyurutkan niat para mahasiswa. Hasilnya, ratusan hanger telah terpasang di 12 jalur panjat tebing. 

Instruktur ekspedisi, Cucuk Widiarto mengatakan, kegiatan ekspedisi panjat tebing ini dilakukan sebagai salah satu program pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh peserta muda Mahipal untuk menjadi anggota tetap.

"Untuk menjadi anggota tetap Mahipal, peserta harus mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pembina dialam bebas," ungkap Cucuk saat ditemui di sekretariatnya, Senin, (02/11/2020). 

Tidak cukup hanya keberanian. Kegiatan ini juga membutuhkan fisik, skill serta peralatan yang memadahi. Sebab, tebing Watu Ondo ini memiliki karakter yang bervariasi, seperti tebing rapuh dan over hang.

"Mapping jalur, penyiapan alat yang memadahi, dan disiplin ilmu menjadi penentu keberhasilan dari ekspedisi ini," ujarnya. 

Sementara itu, salah satu peserta ekspedisi, Fitro'atun Novita mengaku jika awalnya dia takut saat akan memulai memanjat. Namun setelah mengikuti beberapa tahapan, kini dia dapat memahami karakter dan mampu menyiasati kontur tebing. 

"Awalnya takut. Tapi setelah ikuti pra ekspedisi, kini menjadi tertantang untuk menyelesaikan ekspedisi panjat tebing ini," ucapnya. 

Ekspedisi tebing yang berlangsung sejak awal Oktober dan berakhir akhir Desember 2020 ini sengaja dilakukan setiap akhir pekan, sehingga tidak mengganggu perkuliahan.

Selain dapat untuk mengisi waktu libur dengan hal positif, pembuatan jalur ini nantinya juga dapat digunakan sebagai pusat edukasi atau sekolah panjat tebing, bahkan warga disekitar tebing Watu Ondo juga bisa mendapatkan dampak positif dengan menjadi pedagang disekitar lokasi tebing tersebut. 

"Kondisi cuaca saat ini memang sedikit menyulitkan tim ekspedisi, lantaran kondisi batu menjadi licin akibat diguyur hujan. Semoga sisa waktu ini tim dapat menyelesaikan pembuatan jalur sesuai jadwal yang di tentukan," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya