SUARA INDONESIA TUBAN

Pembangunan Manusia di Tuban Terendah se-Karasidenan, Apakah Bisa Kerja di Kilang Minyak?

Irqam - 04 March 2021 | 11:03 - Dibaca 4.08k kali
Ekbis Pembangunan Manusia di Tuban Terendah se-Karasidenan, Apakah Bisa Kerja di Kilang Minyak?
Foto: Dok suaraindonesia.co.id, gerbang pintu masuk PT Pertamina GRR Tuban (Irqam/suaraindonesia.co.id)

TUBAN - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Tuban menduduki peringkat 3 terendah di wilayah karasidenan Bojonegoro, Lamongan dan Tuban . Ada tiga komponen yang menjadi penyebabnya.

Dari data Badan Pusat Statistik, IPM Kabupaten Tuban mengalami kenaikan, dari 68.37 % pada Tahun 2019, naik 0,43 % menjadi 68.37 % pada Tahun 2020. Meski demikian, kenaikan tersebut tidak menjadikan Kabupaten Tuban mengalami kenaikan peringkat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban, Eko Mardiana mengatakan, ada tiga komponen yang mempengaruhi penyebab angka IPM di Tuban rendah dibanding dengan kabupaten lain.

“Capaian IPM ini tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya tersebut yakni, kesehatan, pengetahuan, dan pengeluaran. Kalau dilihat lebih mendalam pengaruh utamanya adalah pengeluaran perkapita yang disesuaikan mengalami perlambatan akibat adanya pandemi Covid-19, sehingga pertumbuhan IPM tidak signifikan, hanya tumbuh 0,04 persen,” jelas Eko Mardiana saat ditemui oleh suaraindonesia.co.id, Kamis, (04/02/2021).

Selain itu Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kabupaten Tuban setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia bidang pendidikan di Tuban lambat laun mengalami kemajuan, walupun masih jauh dari Bojonegoro-Lamongan.

“Angka HLS rata-rata tumbuh sebesar 2,75 persen per tahun yang di tahun 2020 menjadi 12,21 sedangkan RLS naik 2,0 persen setiap tahunnya, saat ini menjadi 6,95. Kedua angka tersebut merupakan modal penting untuk mendukung pembangunan,” ucapnya.

Eko Mardiana menambahkan, di Tuban sendiri juga akan berdiri sebuah industri besar seperti, Kilang Minyak dari Pertamina bekerja sama dengan Rosneft Rusia. Sektor pendidikan lah yang menjadi penentu dalam pembangunan di Tuban.

“Yang menjadi pertayaan adalah, jika di lihat dari segi pendidikan rata-rata 6,95 atau lama sekolah hanya 6 tahun itu, apakah bisa memenuhi kebutuhan dari industri Kilang Minyak. Ini yang harus menjadi tugas bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan,” imbuhnya.

Ia juga berharap dengan adanya Kilang Minyak Tuban, IPM ini jangan dilihat secara parsial. Harus juga di lihat dari kemiskinan, PDRB dan lainya. Melihat juga data pengganguran tenaga kerjanya, apakah nanti lulusan dari Tuban bisa memenuhi pangsa pasar untuk Kilang Minyak.

“Kita lihat saja nanti, dengan adanya Kilang Minyak apakah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tuban. Karena angka kemiskinan Tuban cukup tinggi,” pungkasnya. (Irq/Nang) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya